Di Era Digitalisasi saat ini menyebabkan penggunaan gadget semakin meningkat. Tidak hanya dewasa, penggunaan gadget di usia dini juga ikut meningkat. Fenomena ini menyebabkan kesehatan mata menjadi rentan dan terbukti meningkatnya angka kejadian kelainan refraksi pada anak usia dini.
Kelainan refraksi paling sering yang terjadi pada anak adalah myopia atau yang dikenal dengan mata minus. Keadaan dapat menyebabkan anak kesulitan melihat dengan jelas pada jarak jauh sehingga menyebabkan anak cenderung memicingkan mata agar dapat melihat lebih jelas.
Bila keadaan ini terus berlanjut, maka anak akan cenderung mendekat pada objek agar dapat melihat lebih jelas dan bila tidak tertangani, maka pada anak dapat terjadi mata malas (ambliopia) maupun mata juling baik mata juling ke dalam (esotropia), maupun mata juling kearah luar (eksotropia). Kelainan refraksi ini dapat menyebabkan penurunan kualitas proses belajar mengajar shingga dapat berimplikasi kepada prestasi anak.
Berkaitan dengan hal ini, Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKKMK UGM/RSUP dr. Sardjito giat melakukan kegiatan skrining pemeriksaan Mata kepada anak usia sekolah dasar demi menyaring dan menangani masalah refraksi pada anak yang umumnya tidak diketahui sebelumnya, sehingga kondisi komplikasi yang tidak diinginkan dapat ditekan.
Kegiatan ini dilakukan dimulai dengan melakukan pemeriksaan visus anak, kemudian dilanjutkan dengan koreksi kacamata kepada anak yang ditemukan mengalami kelainan refraksi. Hal ini diharapkan dapat menunjang proses belajar anak.
Kegiatan FK-KMK UGM ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera. Hal ini dikarenakan memberikan pelayanan terhadap masyarakat dalam hal ini anak usia sekolah untuk dapat beraktivitas secara maksimal tanpa gangguan penglihatan.
(Contributor : dr. Yuli Fitriana)