SEJARAH MATAGAMA
Periode Awal 1945 – 1954
Rintisan pendirian
Perkembangan Bagian Ilmu Penyakit Mata, dimulai sejak 69 tahun yang silang dengan nama Balai Pengobatan Mata. Balai pengobatan mata ini tepatnya dibuka tanggal 1 april 1947 di Jalan Beji no. 22 atas prakasa dr. Maas dari Inspeksi Kesehatan Mata Jawa Tengah.
Pada tanggal 1 Juni 1950 dr. Pranowo ditunjuk menggantikan dr. Maas yang pindah ke semarang mengikuti Inspeksi Kesehatan Mata Jawa Tengah. Sebelumnya dr. Pranowo adalah Kepala Bagian Mata di rumah sakit Surabaya dan asisten letnan di NIAS Surabaya lebih dari 11 tahun. Di bawah pimpinan dr. Pranowo, Balai Pengobatan di Jl. Beji dipakai untuk pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk keperluan operasi dilaksanakan di rumah sakit “DR. Yap” dan untuk rawat inap disediakan di Tempat Perawatan Tentara (TPT) di Jl. Gondomanan atas kebijaksanaan Kolonel dr. R. sutarto. Dengan berpindahnya pemerintah pusat dari Yogyakarta ke Jakarta, maka BPM (Balai Pengobatan Mata) diserahkan ke UGM dengan surat keputusan menteri No. 1882/sec/27 tanggal 1 Agustus 1950.
Pada tahun 1954 komplek perumahan di Jl. Jenggotan no. 3, 5 dan 7 digunakan untuk rumah sakit mata. Komplek tersebut semula adalah milik seorang bangsawan, kemudian dijual dan digunakan untuk pabrik tahu. Bangunan Jl. Jenggotan no. 5 digunakan untuk rumah sakit sedang no 7 untuk tempat tinggal dokter dan no 3 di tempati oleh perawat senior.
Pada tahun 1960, Gedung perpustakaan UGM di Jl. Scodiningrat (Loji Kecil/Jl. Suryotomo 1a) pindah ke bulaksumur, Gedung itu kemudian diserahkan kepada bagian mata dan dipergunakan untuk keperluan rawat jalan dan pendidikan koasisten. Kuliah oftalmologi umum dan khusus bagi mahasiswa FK UGM diberikan di ruang kuliah Mangkubumen. Sejak tahun 1963, dr. Gunawan diserahi memberikan kuliah oftalmologi umum dengan pengawasan Prof. Dr. Pranowo. Kuliah oftamologi umum diberikan sekali dalam seminggu selama satu semester. Kuliah oftamologi khusus diberikan oleh prof. Pranowo.
Periode 1971- 1982
Pada tanggal 1 November 1971, Dr. Gunawan ditunjuk menjaba sebagai Kepala Bagian Ilmu Penyakit Mata FK. UGM, berdasarkan SK Rektor No. UGM/HR/II/C/72 tanggal 15 februari 1972. Sampai 1980 Rumah Sakit Jenggotan masih digunakan sebagai tempat pelayanan dan pendidikan dokter. Perpindahan poliklinik dari Rumah Sakit Mata ke RSUP dr. Sardjito di sekip dimulai dengan perpindahan poliklinik pada tahun 1981. Tetapi pentahapan perpindahan kegiatan rawat jalan telah dimulai sejak tanggal 1 April 1977, dengan jadwal buka 3 hari per minggu yaitu Kamis, Jumat, Sabtu di poliklinik mata RSUP. Dr. Sardjito. Pada tanggal 1 April 1981, poliklinik di jalan suryotomo tutup dan pindah ke RSUP dr. Sardjito. Selanjutnya gedung degung RS. Jenggotan dan poliklinik mata di Jl. Suryotomo di serahkan selurhnya kepada Universitas Gadjah Mada. Pada periode ini kerjasama diperluas dengan Bank Mata (Perkumpulan Penyantun Mata Tuna Netra Indonesia), dan FK Universitas Indonesia/RS. Cipto Mangunkusumo.
Periode 1982-1987
Sejak tahun 1982, pelayanan kesehatan mata dilaksanakan di RSUP. Dr. Sardjito, yang diresmikan pembukaannya pada tanggal 28 Februai 1982. Tahun itu pula dr. Mustazimbillah Ghozi diangkat sebagai Kepala Laboratorium Ilmu Penyakit Mata merangkap sebagai Kepala Unit Mata RSUP. Dr. Sardjito. Sarana yang ada berupa poliklinik dengan 7 kamar periksa dan bangsal dengan kapasitas 36 tempat tidur.
Untuk meningkatkan pelayanan bagi penderita bagian mata membagi diri menjadi 5 subdivisi yaitu divisi khorioretina, onkologi, strabismus, glaukoma dan kornea. Kuliah oftalmologi diberikan pada mahasiswa semester II. Koasistensi dilaksanakan selama 6 minggu. Rata rata koasisten yang ada di bag mata adalah 12 orang. Responsi dilakukan setiap hari. Pendidikan dokter spesialis menerapkan katalog 1978, degan memanfaatkan pelayanan di Puskesmas dan RS. Kabupaten.
Dilakukan kerjasama dengan Yayasan Dharmais dalam penanggulangan kebutaan karena katarak. Proyek katarak Perdami-Dharmais dimulai sejak tahun 1986. Kerjasama dengan Rumah Sakit kebupaten dilaksanakan untuk meningkatkan sistem rujukan sesuai dengan persetujuan yang telah diasalan antara direktur Rumah Sakit dengan Dekan/Rektor. Kerjasama dengan Bank Mata dalam bentuk tindakan operaso keraoplasti. Kerjasama dengan FK UI dilakukan dengan mengirim dokter spesialis mata RSUP DR Sardjito untuk elengkapi, menambah ilmu, dan ketrampilan.
Periode tahun 1987-1991
Dr. Hartono diangkat sebagai Kepala Laboratorium Ilmu Penyakit Mata. Beliau juga merangkap sebagai Kepala Unit Mata RSUP. Dr. Sardjito. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rawat jalan, diadakan pembagian jenis pelayanan menjadi 10 subdivisi sampai sekarang, yaitu : Refraksi dipimpin oleh dr R. Sarodjo, Penyakit Mata luar dan kornea dipimpin oleh dr. Gunawan, uvea dan lensa dipimpin oleh dr. Suhardjo dan dr. Nunuk Maria Ulfah, Trauma dipimpin oleh dr. A. Sumarsono dan dr. Siti Sundari Galukoma dipimpin oleh dr. Budiharjo, retina dipimpin oleh dr. Mu’ta,aimbillah Ghozi dan dr. Angela Nurini Agni, Onkologi dipimpin oleh dr. Agus Supartoto, Strabismus di pimpin oleh dr. Sri Raniwati dan dr. Tri Sutartin, Pediatri oftalmologi dipimpin oleh dr. Wasisdi Gunawan, neurooftalmologi dan genetika dipimpin oleh dr. Hartono sendiri.
Di poliklinik tersedia kamar operasi kecil. Pelayanan kesehatan rawat jnap tidak bayak berubah dari periode sebelumnya. Kuliah oftalmologi bagi mahasiswa semester VIII diberikan 2 jam seminggu oleh staf pengajar. Para staf pengajar menulis diktat pegangan dengan judul sesuai dengan subdivisi yang diasuhnya masing masing. Diktat dibukukan dalam 10 bab. Ujian mahasiswa diadakan dengan multiple choice question.
Pelaksanaan kepaniteraan klinik melibatkan para staf pengajar dan para residen dalam membeimbing mahasiswa. Kuliah pengayaan diberikan secara teratur selama menjalani kepaniteraan yang berlangsung 6 minggu. Koasisten mendapatkan tugah menterjemahkan majalah oftalmologi atasu satu bab di bukuk oftalmologi dan membuat satu referat. Para koastien juga mendapat tugas membantu pelayanandi RS. Wonosari, RSU tegalyoso Klaten, dan RS. Tidar Magelang.
Pendidikan spesialis diawali dengan ujian masuk residen dan masa pendidikan memerlukan wakty lebih dari 4 tahun dan diakhiri dnegan membuat karya akhir dan ujian komprehensif. Kerjasama dengan pihak luar juga diperluas, misalnya di Rumah Sakit Tentara Magelan oleh residen yang telah melaksanakan stase di Subdivisi Penyakit Mata Luar dan melakukan operasi minor di poliklinik. Kerjsama dengan pupuk bontang Kalimantan timur berupa pelayanan rawat jalan dan pelayanan rawat inap. Kerjasama dengan Kanwil Depkes DIY dan Gapopin cabang Yogyakarta berupa pembentukan tim pemeriksa optikal. Kerjasama dengan kanwil departemen Sosial berupa konsultasi dalam kegiatan Unit Rehabilitasi Sosial Keliling. Selain itu diadakan kerja sama dengan RS Mata DR YAP, RS Kabupaten di DIY, FK UI Jakarta dan RS Mata Cicendo Bandung.
Periode 1991 – 1995
Dr Wasisdi Gunawan diangkat menjadi Kepala Laboratorium Ilmu Penyakit Mata, juga nmerangkap sebagai Kepala Unit Mata RSUP DR. Sardjito. Dr. Hartono menjadi sekretaris Bagian. Pelayanan rawat jalan tetapi dalam 10 subdivisi. Subdivisi retina memiliki fundus kamera sehingga bisa dilakukan foto fundus angiografi, dan USG. Sub divisi Neuroofthalmologi dilengkapi dengan layar Byerrum dasn perimeter Goldman. Sarana rawat inap tidak banyak berubah. Pendidikan mahasiswa S-1 tidak berubah, termasuk kepaniteraan klinik. Selama kepanitraan seorang koasisten menerima penderita untuk dipertanggungjawabkan pada saat responsi dengan dosen yang berbedas-bedas. Pada dasarnya koasisten tidak diminta membantu pelayanan baik di poliklinik maupun di bangsal atau kamar bedah. Koasisten dikirim ke RSU Tegalyoso Klaten, RSU Tidar Magelang dan RSU Wonosari untuk memberikan pelayanan kepada penderita dengan diawasi oleh residen yang sedang bertugas di tempat itu.
Penerimaan residen dilakukan setiap bulan Januari dan Juli. Sebelumnya calon residen menempuh ujian tulis ofthalmologi dan bahasa inggris. Peserta Pendidikan dokter spesialis mata FK UGM pada tanggal 1 Januari 1995 berjumlah 27 orang. Lama pendidikan sekitar 4,5 tahun. Pertemuan ilmiah diadakan 3 kali seminggu untuk membahas pengajuan referat dan laporan kasus, kasus yang sulit dan pembacaan jurnal dalam bahasa inggris. Hubungan kerjasama tetap dilakukan dengan Bank Mata, RS Tentara Magelang, RS Kabupaten, Yayasan Dharmais, Kanwil Departemen Kesehatan DIY, dan Kanwil Departemen Sosial DIY. Residen mendapat brevet pada periode ini berjumlah 14 orang.
Periode 1996 – 2000
Pada periode ini kepemimpinan bagian mata dipegang oleh Dr. Budihardjo dengan sekretaris bagian Dr. Hartono. Pada tahun 1999 Dr. Budihardjo, DAP&E mendapat gelar doktor dan dikukuhkan menjadi guru besar pada tahun 2001. Pertemuan ilmiah residen ditambah waktunya menjadi 4 kali seminggu. Dengan penggunaan bahasa inggris sebagai bahasa pengantar selain untuk pembacaan buku ajar. Pada masa ini dicanangkan program percepatan masa pendidikan. Pada periode ini juga fellow untuk subdivisi glaukoma sudah mulai dibuka.
Periode 2001-2004
Dr. Suhardjo, SU diangkat sebagai Kepala Bagian Ilmu Penyakit Mata menggantikan Prof. DR. Dr. Budihardjo, DAP&E yang telah menyelesaikan masa tugasnya. Dan menggangkat Dr. Angela Nurini Agni sebagai sekretaris bagian. Pada tanggal 1 Februari 2004 Dr. Suhardjo, SU dikukuhkan menjadi guru besar.
Mulai penerimaan residen baru 1 Januari 2003 selain dilakukan tes tertulis juga diadakan uji ketrampilan berupa repair kornea. Januari 2004residen yang diterima diwajibkan mengikuti pendidikan magister di bagian Iklmu Kedokteran Klinik (IKK) FK UGM. Hubungan kerjasama ditingkatkan dengan Deseret Foundation, Puskesmas binaan di Imogiri dan Temon serta rumah sakit Kebumen. Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan mengurangi kebutaan akibat katarak dilakukan kerjasama antara lain koran Kedaulatan Rakyat, PLN, RSKB Soedirman, Yayasan SAMPAI. Semua ini dilakukan di ruan operasi Flamboyan yang dilengkapi dengan CCTV serta metode Fakoemulsifikasi untuk operasi katarak.
Pada tahun 2004 bagian mata UGM telah menjalani penilaian akreditasi dan Kolegium Oftalmologi Indonesia yang merupakan institusi pendidikan Ilmu Penyakit Mata yang pertama yang dinilai di Indonesia, dan dinyatakan lulus dengan nilai B. Poliklinik mata telah dilengkapi dengan alat alat penunjang pemeriksaan yang lebih canggih berupa refraktometer, tonometer non kontak, foto fundus, beberapa slit lamp yang dihubungkan dengan CCTV. Serta untuk penanganan kasus kasus retina tersedia argon laser, sedangkan untuk kasus katarak dan glaukoma tersedia Nd Yag laser. Untuk subdivisi uvea lensa fellow untuk fakoemulsifikasi sudah mulai dilakukan termasuk fellow tumor dan okuloplastik. Argon dan Nd Yag laser untuk meningkatkan pelayanan di bagian retina, glaukoma dan uvea lensa.
Periode 2005- 2013
Dr. Agus supartoto ditunjuk sebagai Pejabat sementara Kepala Bagian Ilmu Penyakit Mata untuk menggantikan dr. Suhardjo yang diangkat menjadi Wakil Dekan Bidang administrasi, Keuangan, dan SDM Fakultas Kedokteran UGM, dan setelah itu Dr. Agus Supartoto SpM K menjabat sebagai Kepala Bagian selama 2 periode dengan Sekretaris bagian dr. Angela Nurini Agni SpM K MKes. Pada tanggal 10 Desember 2007 dr Wasisdi Gunawan SpM K dikukuhkan sebagai guru besar dengan pidato pengukuhan berjudul “ Gangguan Penglihatan pada anak karena Amblyopia dan Penanganannya”.
April 2009, dr Supanji berangkat ke Jepang untuk mengikuti pendidikan jenjang S3, dan kembali dengan gelar PhD Desember 2012. Pada bulan Desember 2011 Bagian I Kesehatan Mata, atau Prodi PPDS I Mata mendapatkan Nilai Akreditasi A dari Kolegium Oftalmologi Indonesia . Pada periode ini Bagian Ilmu Kesehatan mata mendapatkan staf baru, yaitu Dr. Muhamad Bayu Sasongko, dr Muh Eko Prayogo, dr Aditya Tri Hernowo, dr Agung Nugroho.
Periode 2013 – sampai sekarang:
Pada tahun 2013, dr Angela Nurini Agni diangkat sebagai ketua bagian, dan dr Tri Wahyu Widayanti sebagai sekretaris Bagian. Pada tahun 2014, dr Hartono SpM K mulai menjalani masa purna tugas, namun beliau masih bersedia aktif mendidik di bidang Neuro Oftalmologi.
Sesuai dengan Struktur Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) Fakultas kedokteran UGM yang baru, maka pada bulan Desember 2015 nama Bagian Ilmu Kesehatan mata diubah menjadi Departemen Ilmu Kesehatan Mata FakultasKedokteran UGM, sedangkan sebagai ketua dan sekretaris Departemen tetap terpilih dr Angela Nurini Agni dan dr Tri Wahyu Widayanti, dengan masa kerja sampai desember 2020. Pada tahun 2019 dr. Tri Wahyu Widayanti mulai menjalani masa purna tugas, sehingga jabatan sekretaris Departemen untuk sementara kosong. Pada masa ini Deprtemen mendapatkan staf baru yaitu dr. Dhimas Harisakti, Sp.M, dr. Reny Setyowati, Sp.M, dr. Indra Tri Mahayana, Ph.D., SpM, dr. Widyandana, MHPE., Ph.D., Sp.M(K), dr. Banu Aji Dibyasakti, Sp.M, dr. Krisna Dwi Purnomo Jati, Sp.M, dr. Irene Titin Darajati, Sp.M, dan dr. Albaaza Nuadi, Sp.M. Satu orang staf sedang menjalani PPDS Mata setelah menempuh Pendidikan S3 di Kobe-Jepang, yaitu dr. Datu Respatika, Ph.D. Sedangkan dua orang calon staf sedang menjalani Pendidikan S3 yaitu dr. Felicia di Melbourne-Australia dan dr. Dewi Fathin di Liverpool-Inggris. Sayang sekali, dr. Aditya Tri Hernowo, Ph.D, mengundurkan diri untuk bekerja sebagai dosen tamu di Universitas Sains Malaysia di Malaysia.
Prodi PPDS1 I Keshatan Mata FK UGM menjalani akreditasi oleh LamPTKes, dengan hasil terakreditasi A, pada tahun 2017. Dr Dhimas berangkat untuk menjalankan Pendidikan S3 di Sydney akhir 2019, dan awal 2020 dr Bayu sasongko menjalani Fellowship Vitreoretinal di Sydney untuk 1 tahun sampai Desember 2020.